Rabu, 05 Oktober 2011

Hi, my dear 'jiwa yang tenang' !!!

hi, october!!
sedikit menyesal saya karena tidak sempat menulis apa-apa menjelang berakhirnya september..
maafkan yaa,blogku..
ini saja saya tak tau mau nulis apa..saya hanya ingin menjengukmu,dear..
sebenarnya saya juga tidak tau saya bisa dibilang sibuk atau apa..atau mungkin sok sibuk kali ya..
hahahaa..
saya hanya menari, latian, kuliah..dan kau tau? saya sekarang sedang menyusun proposal skripsi..ahahaha..doakan saya ya :p
maka bersabarlah jika saya tidak menjengukmu untuk waktu yang lama..
dear..sepertinya saya harus berhenti dulu disini..tenanglah..saya akan mengabarimu secepatnya..
kau ingin saya bercerita tentang apa? siapa?
tentang kegalauan? ah basi deh..
tentang rindu? emmm boleh...
tentang mendung tiap hari tanpa hujan?
ah saya tidak ingin bercerita tentang hujan..
saya hanya sedang ingin bercerita tentang 'kebekuan' yang tak kunjung 'cair'..hahaha
eh saya sedang jatuh cinta pada lagu yang tiba-tiba ada dilaptop, tanpa lirik..emm saya lupa siapa yang punya tuh lagu.. Yuriko Nakamura bukan yaa? spertinya.. saya juga asing sama ni orang satu.. tapi itu lagu sepertinya familiar banget..entah pernah dengar dimana..
okelah..see u very soon ma blog..
besok lah kita curhat-curhatan lagi..hahaha

Jumat, 09 September 2011

'someone like you' tulisan jiwa menjelang 10 september.

...never mind, i'll find someone like you
i wish nothing but the best for you too
dont forget me, i beg
i remember you said " sometimes it lasts in love, but sometimes it hurts instead"
sometimes it lasts in love, but sometimes it hurts instead, yeah....

tau kata-kata ditas? itu potongan lirik lagu Adele, someone like you.


dijalan pulang dari kampus tadi saya tiba-tiba menangis mendengar lagu ini. entah mengapa saya tiba-tiba selemah ini hanya karena mendengar lagu ini. saya tidak merasa saya mngalami kejadian di lagu ini, tapi saya tiba-iba membayangkannya. dan dari bayangan itu, saya sadar, saya belum mampu beranjak dari kenangan kita. kenangan menahun kita. kenangan yang selama lebih dari 3 tahun kita ciptakan dengan indahnya. apa saya hanya terlalu takut? takut kau akan menemukan perempuan yang ' gave you things i didnt gave to you' seperti yang Adele bilang dilagu itu.
perjalanan refleksi ini semakin berat. 
jika seandainya memang hanya sampai disini kita menciptakan kenangan, apakah saya akan menemukan 'somene like you' ??
kau tak merindukanku...bahkan menjelang 10 septembermu.
semalam saya mengigau. dalam tidur, saya dengan sekuat tenaga melepaskan cincin yang selama 3 tahun tak pernah saya lepaskan dari jari manis kanan saya. paginya, tanpa sadar saya menginjaknya dan baru menyadari kejadian semalam. bagaimana saya melepaskannya dari jari ini, karena jari-jari saya telah membesar, ketika kau memberikan cincin ini, saat itu saya kurusan, kan? sampai sekarang saya tak tau mengapa saya melepaskan cincin ini dalam keadaan tidur.
kau tau persis bagaimana saya memaknai cincin ini. dibagian dalamnya ada nama saya, juga inisial namamu. cincin ini sepasang. apa kau masih ingat bagaimana kau memberikannya saat itu? kau memelukku dan mengatakan sangat menyayangiku, juga tak akan meninggalkanku. apa semua itu masih akan berlaku?
pasangan cincin yang saya pakai ini, sejak dua tahun lalu telah hilang. kau membuangnya kan? dan pertanyaannya sekarang, buat apalagi saya memakainya hingga sekarang? saya juga tak tau apa jawaban dari pertanyaan ini. yang jelas, sekecil apapun pemberianmu dulu dulu itu, saya masih setia menyimpannya.
saya tau, saya bukan seseorang yang selalu membuatmu bahagia. dan saya tau, keburukan dalam diri saya membuatmu berpikir berkali kali untuk terus hidup bersama saya. saya hanya tiba-tiba mengingat kepingan masa lalu yang saya ciptakan bersamamu. kepingan masa lalu yang tak mampu membuatku beranjak. hingga kini. dan apakah memang saya perlu beranjak? apa kau tau saya beberapa kali menemukan orang yang salah? saya pikir kemarin saya menemukannya. seseorang yang mencintai hujan. namun dia pun beranjak pergi sekarang. saya tak akan memulai apa apa lagi. tak ingin...
dan kenangan ini, yang entah akan terus menggeroti ataukah akan terhapus karena hujan, saya pun tak tau bagaimana akan menghadapinya..


selamat 10 september.

Senin, 05 September 2011

ruang di jiwa yang tenang

Subuh tadi saya sempat membicarakan tentang 'ruang' di timeline akun twitter saya. Seorang senior, teman lama, ikut nimbrung juga. Entah karena apa juga saya tiba-tiba kepikiran tentang ruang ruang yang 'disediakan' oleh jiwa saya. Mungkin juga karena munculnya kepingan-kepingan masa lalu yang perlahan mulai mengacak-acak pikiran saya. tidak terlalu mengganggu sebenarnya.Hanya waktunya sedikit beruntun. Tapi saya tak perlu panik menghadapi ini. Toh semua sudah menjadi bagian dari masa lalu. Tak perlu diingat. Meski akan selalu teringat. Heh? kata-kata barusan saya pernah dengar dimana yaa? emmm....entahlah! akhir-akhir ini saya jadi pelupa.
Ditwitter saya bilang begini : 
"Tiap lelaki memberikan kisah, meski pada akhirnya hanya akan ada beberapa yg mengisi ruang ruang kosong pada jiwa (yang tenang). Dan aku memang telah menyiapkan ruang-ruang itu, mereka akan tinggal ditiap-tiapnya,dan takkan ada ruang yang sama! Hanya saja aku tak tau sampai kapan aku menyiapkan ruang-ruang kosong itu, dan siapa yang akan mengisi ruang teristimewanya. Samar-samar aku mengira, sebenarnya ruang teristimewa itu telah terisi sejak 3 tahun lalu, namun sekarang aku kembali meragukannya! Yaa,Samar!"
Nah itu timeline saya subuh tadi. Tentang siapa-siapa yang telah mengisinya, itu tidak akan saya bahas disni dan tidak sekarang. Ada yang telah menahun, ada yang membutuhkan waktu yang lama untuk bisa mengisinya, juga ada yang sangat singkat dan langsung bisa mengisinya. Saya pikir itu normal.
Emmm...saya sendiri sebenarnya tidak mengerti untuk apa saya menulis ini. Saya hanya merasa perlu menulis apa yang saya pikirkan akhir-akhir ini. Setidaknya perjalanan refleksi saya saat ini bisa saya ingat dimasa depan. Setidaknya juga ada penghargaan buat orang-orang yang sudah dan pernah ada untuk jiwa saya, yang sudah dan pernah menenangkannya.

Minggu, 04 September 2011

tulisan yang telah menua, entah apa namanya

Saat itu aku menulis ini ketika masih SMA, aku bahkan sudah lupa saat itu aku kelas berapa. Beberapa tahun kemudian, aku posting difesbuk, dalam rangka penyelamatan tulisan-tulisan tuaku,  dan saat ini aku posting lagi disini, bukan dalam rangka penyelamatan lagi, namun karena aku merasa apa yang aku alami ditulisan ini, kini terjadi lagi. Tulisan tua ini, awalnya untuk Musa Manurung, seseorang yang pernah ada di ruang jiwaku, kini ia masih saja ada, namun dengan sosok lain. Ia telah menjadi 'Teto' untuk seorang 'Atik' ini. Ia kini kakak lelakiku.. 
Dan saat ini, tulisan ini kutujukan untuk seseorang, yang juga pernah singgah. Seorang yang mencintai hujan. Kini ia tak lagi disini, yang aku tahu, ia hanya meninggalkan jejak jejak rintiknya, juga diruang jiwaku yang kosong. Tulisan tua itu, inilah dia :

ini tentang cerita hidup..
seorang pujangga menipuku dengan syair-syair kedustaannya
membawaku terbang tinggi lalu dihempaskan sesakit mungkin...
memaksaku membuka mata, nanar melihat kepalsuan..
membiarkanku menelan empedu-empedu cinta..
memaksaku menghapus manipulasi hati yang kupiara
menekanku dengan semua kebohongan ungkapan..!!

ini tentang kekonyolan hidup..
naif..lugu..dan bodoh..!

haruskah ada judulnya?

dan akupun bingung dengan sikapku sendiri...
kali ini aku benar-benar gila akan perasaan yg indah sekaligus menyakitkan ini
dan yaa..akupun takut sebenarnya!
jika kau mendiktekanku tentang kewajaran, aku ragu apakah aku akan mengerti

karena sejauh ini bersamamu, kewajaran itu tak pernah kukenal
pun sejak pertama kau berucap kasih padaku..
dan kini aku hanya bisa begini, menjalaninya tanpa sebenarnya aku tau apakah seharusnya begini atau tidak
yaa...ini seakan candu sayang..!
dan jangan salahkan yang telah berlebih itu sekarang! karena sebenarnya, entah kita sadar atau tidak, kitalah yang menciptakannya sedari awal...
sungguh, inilah rasa yang tak mampu kujelaskan panjang lebar lewat tulisan berjenis apapun yang aku tau dalam sastra

ini hanya catatan kecil penambal rinduku atas rencana dialog kita berdua yang belum mampu kunyatakan....

Tulisan Galau, kepada Hujan kemarin


Feel so empty..
do u feel the same?
I dont think so.....
Kepada hujan kemarin...
Mestinya aku sudah melupakan semuanya. Bukankah semua berjalan begitu singkat dan tak ada yang ‘perlu’ untuk diingat?
Aku hanya tersiksa karena ingatan ini. Benar benar menyesakkan. Aku pun tak menyangka akan seperti ini rasa yang akan kurasakan jika berani mengenalmu.  Aku hanya merasa terjebak. Pada skenario pemainan yang kau lakonkan. Kau terapkan padaku yang tak tau akanmu. Sakit? Iya! Aku tak perlu menutupi semuanya lagi kan? Aku tak tau kesalahan apa yang telah kuperbuat. Apa karena nama yang sama hingga aku menjadi yang tersalahkan pula? Mengapa kau bermain seperti ini? Apa karena ingin terlihat lebih manusia?  Yaa, kau benar benar manusia, hanya saja kau tak menyadari kalau aku manusia pula. Sama sepertimu. Bukan hanya kau yang hingga kini merasakan sakit. Haruskah kita memiliki luka dan merasakan sakit yang sama? Jika ia, kau berhasil menyatakannya.
Aku tak tau kau akan membaca ini atau tidak. Aku hanya ingin bercerita bahwa aku pernah mengenalmu. Walau hanya kebekuanmu yang aku sangat kenal.
Mengutip lirik ‘senandung lirih’nya Numata, “meski pada akhirnya kita tak  pernah bersatu”. Aku tahu itu. Kau tak mampu beranjak, dan aku melebihi dari itu. Ikatanku jauh lebih erat, yang juga tak mengijinkanku beranjak. Kita akan sama sama beku dititik yang sama. Atau mungkin hampir sama. Kau menikmati kebekuan itu, akupun iya. Kita akan mematung namun tetap hidup. Mungkin kita akan tersakiti atau tersiksa dengan rasa itu, tapi kita akan terus saja menjaganya.  Setidaknya itu yang aku cerna. Karena kehilangan rasa itu justru akan lebih menyiksa dibanding tetap mempertahankannya. Kita hampir sama, Itu yang terpikirkan sekarang...
Tapi aku bahagia, bahagia bahwa dunia memberikanku warna lain selain warna merah yang sangat aku kenal. Ia memberikanku hitammu. Abu abumu.  Dan karena itu aku cukup bahagia untuk mengingat itu.

Sabtu, 03 September 2011

ada jiwa yang tenang disini

Hai!
sungguh, sangat sulit memulai ini, meski sudah sejak lama saya ingin memilikinya. Menulis kata 'hai' diatas pun perlu saya pikirkan selama hampir beberapa menit. Dan saya pun mulai bingung, apa yang akan saya tuliskan selanjutnya. hahahaha...
sejujurnya saya memang orang yang kaku..
saya mahasiswi, tapi saya tak memiliki banyak kawan yang akan mengelilingi ketika saya 'ngampus'..
apa saya terlalu menutup diri? ah, tidak juga..mungkin saya hanya tidak terlalu menyenangkan bagi banyak orang.. :)
well. kenapa 'jiwa yang tenang'??
simpel saja, arti dari nama saya 'muthmainnah' itu adalah jiwa yang tenang..kalau saya sambung lagi dengan arti dari nama 'magfirah' sepertinya bukan ide yang terlalu bagus, karena akan terlalu panjang..hahaha
sebenanrnya nama Muthmainnah atau Magfirah mungkin sudah terlalu lazim di Indonesia, tapi sungguh, saya sangat senang memiliki nama ini.. mungkin karena itu cukup jelas menunjukkan identitas saya sebagai seorang muslim, seorang perempuan, dan mungkin juga arti dari nama itu sendiri.. tapi entahlah, yang jelas saya suka dengan nama ini..meski sebagian besar orang yang mengenal saya memanggil saya Uthe, atau Muthma..
hey, apa tulisan ini hanya akan membahas nama saya terus? hahaha..
baiklah, rasanya ini cukup sebagai tulisan pertama saya (atau apa karena saya kehabisan kata-kata dan kebingungan mau nulis apa lagi? hahaha..terserahlah)..
tapi tenang saja, saya akan segera kembali..membawa beberapa cerita..tunggu saja :)